Dompu NTB - bongkarfakta.com ~ Desa Marada, Kecamatan Hu'u – Hari yang kelam dan penuh ketegangan menyelimuti Desa Marada, Kecamatan Hu'u, ketika demonstrasi besar-besaran yang dipimpin oleh Abdurahman berubah menjadi kekacauan.
Ribuan langkah kaki yang penuh amarah mendesak masuk ke area New Steging PT. STM, diiringi teriakan protes yang menggelegar di udara. Situasi berubah mengerikan ketika massa mulai merusak fasilitas, memicu kobaran api yang melalap pos Brimob serta barang-barang di dalam pos keamanan.
Di tengah kepulan asap hitam yang mengepul tinggi ke langit, sosok Kapolsek Hu'u, IPDA Samsul Rizal, muncul dengan keberanian yang tak tergoyahkan. Mata yang tajam dan penuh tekad menatap api yang terus berkobar, dan tanpa ragu ia berlari menerjang bahaya.
Dibantu oleh beberapa warga yang tergerak oleh keberaniannya, IPDA Samsul Rizal mendekati pos yang terbakar, bukan untuk menyelamatkan diri atau aset bangunan, melainkan untuk menyelamatkan simbol tertinggi kehormatan bangsa—bendera merah putih.
"Saat itu, api sudah hampir menjilat bendera. Hati saya bergetar melihat Kapolsek nekat menyelamatkan bendera di tengah ancaman api," ujar seorang warga yang menyaksikan aksi heroik tersebut dan enggan disebutkan namanya. "Melihatnya mendahulukan simbol negara, kami semua terharu. Ada rasa bangga yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata."
Dalam sekejap, suasana yang tadinya penuh amarah berubah menjadi hening dan penuh keharuan. Beberapa dari mereka yang awalnya ikut berteriak protes kini terdiam, menyaksikan bagaimana sosok polisi berpangkat IPDA itu memeluk bendera merah putih yang berhasil diselamatkannya. Matanya memancarkan rasa lega dan kebanggaan, seolah berbisik bahwa kehormatan bangsa tak bisa padam, meski di tengah kobaran api.
"Saya hanya berpikir bahwa bendera itu adalah simbol kehormatan negara. Jika kita tidak menghormatinya, lalu siapa lagi?" ujar IPDA Samsul Rizal dengan suara bergetar usai menyelamatkan bendera dari kobaran api yang masih melahap sisa-sisa bangunan pos.
Aksi heroik tersebut memicu gelombang rasa hormat dari warga yang hadir. Di balik kesunyian yang merayapi area, terdengar bisikan-bisikan kekaguman dan apresiasi. Bangunan pos mungkin telah hancur, namun bendera merah putih tetap berkibar dengan gagah, menjadi saksi keberanian yang menginspirasi.
Demonstrasi yang tadinya diselimuti amarah akhirnya berhasil dikendalikan. Para petugas keamanan dengan sigap mengamankan situasi, namun ingatan akan tindakan heroik IPDA Samsul Rizal tidak akan mudah dilupakan. Hari itu, ia tidak hanya menyelamatkan selembar kain, tetapi mengingatkan semua orang bahwa kehormatan bangsa selalu berada di atas segalanya.( Om Jeks )