Dompu, NTB – Duka mendalam menyelimuti Desa Karamabura setelah peristiwa memilukan menimpa Julkaidah (28 tahun), seorang bidan desa yang tewas disambar petir di tengah hujan deras dan angin kencang. Di sore yang kelabu itu, Julkaidah sedang menjaga sawahnya, mengusir burung yang memakan tanaman padi, tanpa menyadari bahaya besar mengintainya.
Saat petir dan hujan semakin deras, korban berlari menuju baruga kecil di tengah sawah untuk berlindung. Namun, seolah alam murka, kilatan petir menyambar langsung ke arah baruga tempatnya bernaung.
Tanpa sempat menghindar, Julkaidah tersungkur, diduga tak bernyawa seketika. Warga yang melihat kejadian tersebut bergegas membawa tubuhnya ke Puskesmas Dompu Timur (PKM DOTIM), namun pihak medis menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia akibat sambaran petir.
Kapolsek Dompu, IPDA Ade Helmi, S.H., yang menerima kabar itu segera menggerakkan anggotanya menuju lokasi kejadian. Namun, sayang sekali, belum sempat mereka tiba, mereka mendapat informasi bahwa korban sudah dilarikan warga ke PKM.
Nyawa Julkaidah tak tertolong, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat yang kehilangan sosok bidan desa yang begitu peduli terhadap desanya.
Kasi Humas Polres Dompu, IPTU Zuharis, S.H., mengungkapkan kronologi memilukan ini, “Korban saat itu hanya berniat menjaga tanaman padinya dari burung. Di bawah hujan deras, ia berlindung di baruga, namun takdir berkata lain. Petir langsung menyambarnya. Ini benar-benar kejadian tragis.”
Kini, jenazah Julkaidah telah disemayamkan di rumah duka. Rencananya, ia akan dimakamkan esok hari sebelum shalat Jumat. Di tengah suasana yang penuh haru, keluarga dan warga desa masih tak percaya dengan kepergian mendadak sosok yang begitu dicintai.
Kapolsek Dompu, IPDA Ade Helmi, S.H., melalui IPTU Zuharis, S.H., menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menghimbau warga untuk waspada terhadap cuaca buruk.
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. Kami berharap masyarakat bisa lebih berhati-hati saat cuaca ekstrem, segera mencari perlindungan yang aman, dan menjauhi area terbuka seperti sawah atau tempat tanpa penangkal petir demi keselamatan,” tutur IPTU Zuharis penuh haru.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang bahaya cuaca ekstrem yang bisa datang kapan saja. Semoga peristiwa tragis ini menjadi yang terakhir, dan masyarakat dapat lebih waspada dalam menghadapi bahaya alam.( Om Jeks )