Dompu, NTB –bongkarfakta.com ~ Pada Senin sore yang tampaknya biasa, langit mendung menggelantung di atas Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu. Namun, langit yang gelap tersebut menjadi saksi dari sebuah peristiwa tragis yang menimpa seorang petani, Syamsudin Rahman (52), yang hilang terseret arus banjir sungai. Kejadian ini, yang terjadi sekitar pukul 15.00 WITA, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga setempat yang kini menunggu kepastian.
Kehidupan yang biasa saja berubah seketika saat hujan deras mengguyur daerah tersebut. Siti Suknah (50), istri korban, dengan penuh kekhawatiran melihat air sungai meluap, perlahan mengancam kediaman mereka yang berada di pinggir aliran sungai. Mereka berteduh di gubuk milik Abdul Hanas, seorang tetangga yang baik hati. Siti, dengan hati yang cemas, sempat memperingatkan suaminya agar tidak mendekati tebing sungai yang sudah terancam banjir.
Namun, kekhawatiran Syamsudin akan kudanya yang diikat di bawah pohon mangga dekat sungai memaksanya untuk mengabaikan peringatan tersebut. Ia memutuskan untuk menyelamatkan kuda yang telah terlihat hampir tenggelam. "Suami saya begitu khawatir. Dia bilang harus segera menyelamatkan kudanya. Meskipun saya melarang, dia tetap melompat ke dalam sungai. Begitu ia melompat, ia hilang begitu saja diterjang arus yang begitu deras," ujar Siti dengan air mata yang tak bisa terbendung.
Siti yang masih terkejut dan bingung melihat suaminya menghilang, berlari mencari pertolongan. Nurdin M. Nor, seorang petani lain yang berada di sekitar lokasi kejadian, segera melaporkan peristiwa tersebut kepada Kepala Dusun Lepadi. Tak lama kemudian, sekitar pukul 15.30 WITA, tim dari Polsek Pajo yang dipimpin oleh Kapolsek IPDA Gunawan Husnijaya, SH, bersama anggota BPBD Dompu tiba di lokasi untuk melakukan pencarian korban.
Kapolsek Pajo menjelaskan, "Arus sungai sangat deras dan visibilitas sangat terbatas. Kami tidak bisa melanjutkan pencarian lebih lama karena cuaca semakin buruk. Demi keselamatan tim, kami harus menghentikan pencarian sementara pada pukul 18.00 WITA. Pencarian akan dilanjutkan esok hari dengan harapan kondisi cuaca membaik."
Malam semakin larut, namun harapan keluarga dan warga sekitar tetap berkobar. Mereka duduk dengan cemas di lokasi pencarian, memandang ke arah sungai yang tenang, namun menahan amarahnya yang tak terucapkan. Abdul Hanas, salah seorang tokoh masyarakat yang turut serta dalam upaya pencarian, mengatakan dengan suara berat, "Kami sangat berharap tim gabungan bisa menemukan korban. Kami semua di sini berharap cuaca besok lebih baik. Semoga suami Siti segera ditemukan dan kembali ke tengah keluarga."
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bagi warga sekitar untuk selalu waspada terhadap bahaya banjir, terutama saat hujan deras yang dapat dengan cepat merubah aliran sungai menjadi lebih berbahaya. "Kami ingin mengingatkan warga untuk lebih berhati-hati, terutama bagi yang tinggal di dekat aliran sungai. Keselamatan harus menjadi prioritas. Jangan pernah berani mengambil resiko yang bisa membahayakan nyawa," ujar Kapolsek Pajo.
Di tengah situasi penuh haru ini, pencarian Syamsudin Rahman akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya, dengan harapan cuaca mendukung. Tim gabungan dari Polsek Pajo, BPBD Dompu, dan warga sekitar akan terus berusaha menemukan korban dan membawa kembali harapan yang hilang.
Kisah Syamsudin Rahman adalah pengingat bagi kita semua: betapa rapuhnya kehidupan dan betapa cepatnya keadaan berubah. Namun, dalam setiap tragedi, ada harapan yang masih membara, dan keluarga serta masyarakat akan terus berjuang untuk menjemputnya, meskipun dalam kegelapan dan kesedihan yang mendalam.( Om Jeks )