Dompu, NTB – bongkarfakta.com ~ Di bawah terik matahari yang menyinari hamparan ladang jagung, AIPTU Purwanto, Bhabinkamtibmas Desa Rababaka, bersama Kepala Desa Rababaka, Ikraman Ibrahim, melangkah menyusuri tanah yang dipenuhi hasil kerja keras para petani. Sabtu (22/3/2025) itu bukan sekadar hari biasa, tetapi menjadi saksi bagaimana harapan tumbuh di antara barisan tanaman jagung yang siap dipanen.
Panen kali ini merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan Nasional menuju Indonesia Emas 2045, yang bertujuan untuk memastikan kesejahteraan dan kemandirian pangan bagi bangsa. Dengan penuh semangat, mereka memantau hasil panen di lahan milik Ilyas Ibrahim, seorang anggota Kelompok Tani Jagung So Reboisasi, yang memiliki luas 10.000 m² dan berhasil menghasilkan ±8 ton jagung pipil basah.
Saat tangan para petani memanen butir demi butir jagung yang menguning sempurna, terpancar raut wajah penuh syukur. Hasil panen ini bukan sekadar angka, tetapi simbol perjuangan mereka dalam mempertahankan hidup di tengah tantangan alam. AIPTU Purwanto, yng sering di sapa La Ompu yang dikenal dekat dengan masyarakat, tak sekadar hadir sebagai petugas, tetapi juga sebagai saudara yang memahami betapa pentingnya setiap butir jagung bagi keluarga petani.
"Kami dari kepolisian tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga ingin memastikan bahwa masyarakat, khususnya para petani, bisa bekerja dengan nyaman dan mendapatkan hasil yang layak. Panen ini adalah bukti bahwa kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil," ujarnya dengan nada penuh harap.
Sementara itu, Kepala Desa Rababaka, Ikraman Ibrahim, menambahkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tentang seberapa banyak hasil panen, tetapi juga bagaimana kebersamaan dan kepedulian tumbuh dalam masyarakat. "Di tengah kondisi yang tidak selalu mudah, kita harus tetap berpegangan tangan, saling mendukung agar pertanian tetap menjadi sumber kehidupan dan kebanggaan," tuturnya.
Suasana panen hari itu bukan hanya tentang mengumpulkan hasil bumi, tetapi juga tentang memperkuat ikatan antara masyarakat dan pihak kepolisian. Program Ketahanan Pangan Nasional ini bukan sekadar rencana besar di atas kertas, tetapi benar-benar terasa dampaknya di lapangan.
Ketika matahari mulai bergeser ke barat, para petani menyeka keringat di wajah mereka dengan senyuman. Hasil panen mereka hari ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga menjadi harapan bahwa esok akan lebih baik.
Di ladang yang telah memberi kehidupan, mereka belajar bahwa ketahanan bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga soal berbagi harapan. Dan hari itu, Polri kembali membuktikan bahwa mereka bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga sahabat bagi mereka yang menggantungkan hidup pada tanah dan kerja keras.( Om Jeks )